Awal dari sebuah lembaran baru

Sudah sangat sering seorang pahlawan digambarkan memiliki ciri khas tertentu dan perjalanan hidupnya sudah kerap dikisahkan. Umumnya, ada siklus yang sangat khas: berpetualang, menghadapi rintangan dan hambatan, mati secara simbolis, lalu dilahirkan kembali, dan terakhir kembali ke tempat asalnya, tetapi berbekal pengetahuan dan pemahaman yang telah diperoleh. Siklus seperti ini sudah awam di berbagai cerita, mitologi, dan di literatur keagamaan. Kini giliranku.

Perjalanan ribuan kilometer diawali dengan satu langkah kecil.

— Filsuf Tiongkok Lao Zi

Aku mengawali perjalananku untuk melihat berbagai budaya dari seluruh dunia. Di sepanjang perjalanan, aku berharap bisa menumbuhkan sikap bela rasa dan mempelajari sudut pandang yang berbeda-beda dari tiap budaya. Aku pasti akan menghadapi berbagai rintangan dan tantangan yang sangat sulit untuk ditaklukkan, tetapi dengan kasih, aku takkan takut. Namun, kekhawatiranku adalah momen simbolik terakhir. Aku berharap bisa “terlahir kembali” bersama pengetahuan dan pengalaman yang baru. Sebenarnya ada satu hal lain yang lebih kukhawatirkan, yaitu bagaimana jika momen terlahir kembali ini tidak akan terjadi. Akan kubuka mataku lebar-lebar, memahami segala sesuatunya, dan maju tanpa gentar.

Aku siap berkembang. Aku siap membagikan pengalamanku.

Petualangan dengan kamera SLR

Saya tidak pernah menganggap diri saya seorang fotografer, tapi inilah yang saya lakukan, mengambil foto dan menulis cerita. Ketika saya hendak pergi, saya selalu meraih kamera dan membawanya. Saat mengunjungi teman, belanja di swalayan, atau berjalan-jalan di taman, aku selalu membawa kamera SLR-ku. Kamera sering menjadi topik percakapan awal, dan telah terbukti bermanfaat di berbagai kesempatan.

Pada suatu hari ketika sedang berjalan-jalan di taman, ada seorang laki-laki melamar kekasihnya. Tanpa ragu, saya mulai menangkap momen tersebut. Begitu banyak kenangan indah yang terekam. Setelah itu, saya mendekati pasangan tersebut, mengucapkan selamat, dan menawarkan untuk membagikan foto yang saya ambil. Mereka sangat senang dan terkesima dengan kemampuanku mengabadikan momen itu secara spontan. Sebagai gantinya, mereka mentraktir saya makan siang dan membagikan kisah cintanya. Saya sangat tersentuh dengan petualangan mereka.